Monday, May 30, 2016

Padatnya Pengangguran

Beberapa waktu lalu saya adalah seorang jobseeker yang baru saja mengerti betapa sulitnya mencari pekerjaan (yang sesuai). Berbagai perusahaan telah saya lamar namun berbagai perusahaan menolak, bahkan sebagian besar belum memberikan kelegaan dengan tidak mengkonfirmasi hasil seleksi. Salah satu situs penyedia lowongan online memiliki fasilitas dimana pelamar pekerjaan bisa melihat berapa orang yang telah melamar pada lowongan yang tersedia. Satu persatu saya lihat dan yang membuat terkejut adalah bukan hebatnya pengalaman dan pendidikan mereka, melainkan jumlah mereka yang luar biasa. Tak jarang satu lowongan mendapatkan ribuan pelamar di situs tersebut. 

Hal serupa saya temui di beberapa event job fair yang biasanya diselenggarakan setiap minggu atau dua minggu sekali. Selalu saja ada pertanyaan serupa yang muncul, “Sepadat inikah pengangguran di negeriku?”. Pertanyaan seperti itu menggiring pikiran saya pada artikel-artikel yang menunjukkan bahwa penyebab terbesar banyaknya pengangguran di negeri ini adalah karena jarangnya seseorang menjadi seorang pengusaha, sehingga lapangan pekerjaan pun jarang mereka temui. Ya, jawaban terbesarnya adalah ini, entrepreneurship.

Kenyataan bahwa Indonesia adalah Negara dengan jumlah pengusaha terkecil di ASEAN, tidak menggugah para manusia penghuni tanah air untuk berinisiatif membuka usaha. Memang akhir-akhir ini perkembangan entrepreneurship menjadi cukup pesat di Indonesia, namun tidak kecil pula jumlah pengusaha anyaran yang tutup pembukuan karena tak tahan dengan pasang surut usaha yang baru saja dirintis. Berbagai program kewirausahaan dari perusahaan dan pemerintahan sudah mulai marak diberikan pada masyarakat, khususnya para pemuda kreatif yang berniat sungguh untuk memulai usaha. Karena, bagaimanapun, peningkatan jumlah pengusaha di Indonesia, akan membantu Negeri ini menjadi selangkah lebih maju dari status “Negara berkembang” sebelumnya dan salah satu yang dapat membantu Indonesia adalah pemuda.

Kenapa tidak saya membantu diri saya sekaligus membantu negeri ini?. Boleh saja nantinya saya memiliki pekerjaan di perusahaan orang lain, namun saya berjanji tidak akan selamanya mengais penghasilan dengan menjadi pegawai. Saya harus menciptakan peluang bagi orang lain yang lebih bersemangat untuk bekerja daripada berwirausaha. Setidaknya, di masa depan nanti saya adalah salah satu orang yang mengurangi sedikitnya 10 pengunjung job fair dan pelamar di setiap lowongan di situs penyedia lowongan online. Saya pemuda, saya Indonesia, dan saya ingin menolong kedua-duanya.